Selasa, 13 Juli 2010

Juru Penyapa Satu

di suatu waktu, pada kilobyte yang entah berapa, kau menyapaku
dengan sangat hangat sehingga beberapa tafsir kita tentang website
tidaklah begitu konyol, agak mesum, atau agak durhaka pada kata.
kita seperti dua angsa macromedia flash yang kosong background
berenang-renang dan mengharap ada beberapa daun desain gugur
karena program komputer yang error. Tapi itu tidak mungkin terjadi
jika sebelumnya kau memang tidak membuatnya, dan mendeletnya
tanpa sabar. Aku tahu, kita memang mengharapkan sungai mengalir
di layar ini. Sungai sebenarnya. Beriak-riak karena batu. Licin karena
lumut. Dan pada arus yang agak dalam, kutambatkan kailku. Bersabar
sampai cakrawala (yang sesungguhnya hanyalah sebuah layar 14 inci)
tampak kemerahan di pelupuk mata. Sampai akhirnya kau off line tiba-tiba.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar